
Kado selalu menjadi bagian penting dalam mengembangkan hubungan yang sehat dan penuh kasih. Tidak hanya dalam hubungan percintaan, tetapi juga dalam jenis hubungan lainnya, memberi dan menerima kado dapat mempererat dan menjaga kesehatan hubungan tersebut. Kado bukan hanya sebagai tanda penghargaan sederhana bagi orang yang diberi, tetapi juga sebagai ungkapan seberapa besar perhatian dan pemahaman kita terhadap mereka.
Pemahaman psikologi tentang pentingnya memberi kado sebenarnya cukup sederhana, karena memberi kado memungkinkan orang untuk merasa saling terhubung satu sama lain. Pemberi kado mengungkapkan perasaan dan emosi mereka melalui pemberian kado, dengan harapan dapat berbagi perasaan dan emosi tersebut kepada penerima kado. Penerima kado kemudian menerima perasaan dan emosi tersebut, sehingga menciptakan koneksi antara keduanya.
Membangun koneksi dengan orang-orang di sekitar kita memberikan rasa tujuan dan kepuasan. Perasaan tersebut adalah salah satu hal yang mencerahkan jiwa dan mengeluarkan yang terbaik dalam diri kita. Ada pepatah yang mengatakan “lebih baik memberi daripada menerima”. Pepatah tersebut memiliki makna khusus terutama ketika kita menyadari manfaat dari memberi. Jika Anda tertarik untuk memahami psikologi di balik memberi kado dengan lebih mendalam, berikut ini adalah informasi yang perlu diperhatikan.
Memberi kado memberikan rasa kebahagiaan dan kepuasan bagi pemberi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh banyak peneliti, ditemukan bahwa memberi kado memberikan pemberi kepuasan yang sebanding dengan kepuasan penerima. Proses ini memungkinkan pemberi mengalami konsep diri yang positif, merasa murah hati, dan berharga. Dengan kata lain, memberi kado lebih baik daripada menerima, dan jika Anda ingin bahagia, sebaiknya Anda menggunakan uang Anda untuk orang lain daripada untuk diri sendiri.
Menurut peneliti Elizabeth Dunn dalam studi “Menghabiskan Uang untuk Orang Lain Meningkatkan Kebahagiaan” (Sains 319, 2008), “bagaimana orang memilih untuk menghabiskan uang mereka setidaknya sama pentingnya dengan berapa banyak uang yang mereka hasilkan.” Dunn menyimpulkan bahwa “menghabiskan uang untuk orang lain mungkin memiliki dampak yang lebih positif terhadap kebahagiaan daripada menghabiskan uang untuk diri sendiri.”
O. Henry mungkin telah menggambarkan pemberian kado ideal secara terbaik dalam ceritanya, “The Gift of the Magi”. Pemberian kado yang ideal adalah kado yang mencerminkan kualitas, pemikiran, bukan hanya berdasarkan nilai materi. Tidak seorang pun dapat berharap untuk selalu menemukan kado yang sempurna. Namun, pemikiran yang terkandung dalam kado yang Anda berikan adalah yang menciptakan kebahagiaan.
Terdapat preferensi yang berbeda antara pemberi dan penerima kado. Setiap kali Anda memberi kado kepada seseorang, Anda mungkin mempertimbangkan apakah orang tersebut akan menyukai kado tersebut atau tidak. Namun, ketika seseorang memberi kado kepada Anda, Anda hanya akan merasa senang karena seseorang memberi Anda hadiah. Seringkali, standar yang Anda tetapkan sebagai pemberi kado lebih tinggi daripada sebagai penerima kado. Ini adalah ide dasar dari penelitian yang dilakukan oleh para psikolog di Universitas Oslo.
Penelitian tersebut menemukan bahwa orang merasa perlu untuk mengikuti aturan sosial yang tidak tertulis ketika memberi kado daripada ketika menerima kado. Hasilnya adalah orang cenderung memiliki preferensi yang berbeda ketika memberi kado dibandingkan ketika menerimanya. Misalnya, pemberi lebih suka memberikan kado yang eksklusif dan mewah, sementara penerima lebih menyukai kado yang praktis.
Hal yang sama berlaku untuk persiapan kartu ucapan, di mana pemberi cenderung menyediakan kartu ucapan sementara penerima lebih suka menerima uang tunai. Pemberi akan berusaha untuk menyediakan kado tepat waktu, sementara penerima lebih memaafkan dan tidak masalah jika kado diberikan terlambat. Intinya, temuan ini menunjukkan bahwa sebagai pemberi kado, kita tidak perlu terlalu khawatir. Yang terpenting adalah niat dan ketulusan yang Anda sampaikan melalui kado yang Anda berikan.
Pemilihan kado oleh wanita cenderung lebih baik daripada pria. Sebuah studi psikologis yang berjudul “Wanita Lebih Baik dalam Memilih Hadiah daripada Pria” menunjukkan bahwa wanita memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memilih kado yang tepat. Studi ini menemukan bahwa kemampuan wanita dalam memilih kado berkorelasi dengan minat mereka yang lebih besar terhadap orang lain daripada pria. Namun, perlu diperhatikan bahwa ini hanyalah generalisasi, dan ada pria yang memiliki kemampuan istimewa dalam memberi kado, serta wanita yang tidak pandai memilih kado. Selain itu, tidak ada bukti bahwa perbedaan ini didasari oleh faktor bawaan, melainkan mungkin lebih karena kondisi sosial. Wanita mungkin terdorong untuk mengasah keterampilan memberi kado karena harapan masyarakat yang mengharuskan mereka untuk lebih mahir dalam memilih kado daripada pria. Selain itu, dalam hal preferensi, wanita umumnya lebih memperhatikan makna dan sentimentalitas kado yang diberikan, sedangkan pria lebih cenderung praktis dan memberikan kado yang memiliki fungsi. Misalnya, kebanyakan wanita tidak akan terlalu senang menerima penyedot debu sebagai kado, meskipun bermanfaat.
Ada hal lain yang perlu diperhatikan tentang memberi kado. Psikolog Karen Pine menulis, “Memberi hadiah adalah pengalaman sosial, budaya, dan ekonomi; ini melibatkan pertukaran komunikasi material dan sosial yang melekat dalam masyarakat manusia dan berperan dalam menjaga hubungan sosial serta mengekspresikan perasaan” (Psychology of Gift Exchange Mayet & Pine). Dalam kata lain, di banyak masyarakat, memberi kado telah menjadi kebiasaan yang terkait dengan kebutuhan agama, moral, atau sosial.
Motivasi seseorang dalam memberi kado kepada orang lain dapat meliputi kewajiban, keinginan untuk memberi, atau kewajiban untuk membalas budi (misalnya, menghargai kebaikan orang lain). Pengiklan sangat mahir dalam menciptakan budaya pemberian kado, seringkali dengan memanfaatkan reaksi imajiner dari orang yang kita cintai ketika mereka melihat hadiah yang “sempurna” tersebut.
Sementara itu, idealnya semua pemberian kado dilakukan dengan niat tanpa pamrih, meskipun pada kenyataannya tidak selalu demikian. Bagi sebagian orang, terutama yang gelisah, cemas, atau terlalu khawatir tentang bagaimana orang lain menilai mereka, ketegangan dapat muncul baik dalam memberi maupun menerima hadiah. Namun, sebagian besar kegiatan memberi kado didorong oleh niat altruistik untuk memberikan kebahagiaan dan sukacita kepada penerima.
Memberi kado dapat menimbulkan sedikit kecemasan, karena Anda mungkin ingin memastikan bahwa kado yang Anda berikan mencerminkan perasaan Anda terhadap penerima. Anda juga tidak ingin ada perbedaan yang mencolok dalam pandangan Anda dan penerima terhadap kado yang Anda pilih. Pemilihan kado yang tepat juga dapat mencerminkan atau mewakili hubungan antara Anda dan penerima kado, sehingga menjadi penting untuk mempertimbangkan dengan baik dalam memilih kado.
Ketika terjadi salah penafsiran terhadap kado yang Anda berikan, hal itu dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan bahkan perasaan malu bagi pemberi dan penerima. Begitu pula, jika kado yang diberikan jauh lebih atau kurang dari harapan, dapat muncul perasaan negatif dalam proses memberi dan menerima kado. Meskipun demikian, kado yang ideal didasarkan pada niat tulus. Oleh karena itu, apa pun yang Anda berikan, jika niatnya baik dan penerima juga menerima dengan baik, kado Anda akan diterima dengan senang hati.
Kado spesial apa yang Anda akan berikan dalam bulan ini? Anda bisa memilih Luvfromme.com untuk mengirimkan kado, melalui para talent yang ada. Bisa melalui video ucapan (personalized video), video call, live meet atau permintaan kustom. Yuk jadikan kadomu lebih berkesan di Luvfromme.com.
Leave a Reply